Senin, 05 Januari 2015

MAKAM BERSEJARAH BATAK TOBA

C. MONUMEN ( Makam)


     1. Kuburan Tua Raja Sidabutar



Salah satu peninggalan zaman megalitik yang cukup terkenal di Pulau Samosir adalah Makam Raja Sidabutar. Kuburan tua tersebut terletak di Desa Tomok, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Barat.
Makam yang terbuat dari batu utuh tanpa persambungan ini dipahat untuk tempat peristirahatan Raja Sidabutar, penguasa kawasan Tomok pada masa itu. Walaupun bergelar raja, namun sebenarnya kekuasaannya setara dengan kepala adat atau kepala desa. Berdasarkan sejarah, Sidabutar merupakan orang pertama yang menginjakkan kakinya di Pulau Samosir. Kuburan yang sudah berumur 469 tahun itu, merupakan kubur batu (sarkofagus).
 Pada batu itu, selain dipahatkan wajah sang raja, juga dipahatkan wajah permaisurinya yang bernama Boru Damanik. Di kompleks itu, terdapat pula ukiran lelaki yang duduk di bawah pahatan kepala raja, yaitu Panglima Guru Saung Lang Meraji. Lelaki yang berasal dari daerah Pakpak Dairi tersebut, konon adalah penasih raja sekaligus panglima perang yang sangat dipercaya. Sedangkan, kedua patung gajah yang diletakkan di sebelah kiri dan kanan kuburan batu Raja Sidabutar mempunyai kisah tersendiri.
Kompleks makam  berisi tiga kuburan raja beserta beberapa kuburan  kerabatnya. Raja yang pertama dan  raja yang kedua belum memeluk agama samawi namun masih menganut aliran kepercayaan setempat yang biasa disebut Parmalim. Sedangkan untuk raja yang ketiga, yang bernama Solompoan Sidabutar sudah menganut agama Kristen yang dibawa oleh Nomensen, seorang misionaris asal Jerman pada tahun 1881 ke Tanah Batak. Perbedaan aliran yang dianut oleh raja-raja, ditandai dengan kain yang diletakkan di atas makam, dan ornamen salib yang menghiasi makam raja ketiga.
Sebelum memasuki pemakaman Raja Sidabutar, pengunjung pertama sekali diwajibkan mengenakan ulos yang sudah disediakan penjaga makam tepat di depan pintu masuk kompleks makam. Ketentuan ini telah berlaku semenjak Raja Sidabutar wafat pada tahun 1544. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, bila hal ini dilanggar maka pengunjung yang melanggar tersebut akan didatangi oleh Raja Sidabutar lewat mimpi. Ulos tersebut sebagai simbol untuk menjaga kesopanan. Ulos yang digunakan pengunjung pria berbeda dengan ulos yang digunakan oleh pengunjung perempuan. Di belakang makam tersebut juga terdapat patung batu yang menggambarkan perkumpulan masyarakat Batak. Dahulunya patung tersebut digunakan para leluhur untuk memohon agar diturunkan hujan.

Jenis dan macam Gorga yang digunakan
  1. Gorga Singa-singa. Ukiran gorga ini terdapat di setiap gorga fungsi nya untuk menjaga ruma dari mara bahaya atau mistis yang akan mengganggu.
  2. Gorga Simataniari, gorga ini mengambil bentuk matahari Dibuat sebagai symbol betapa pentingnya fungsi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Gorga Jorgom atau Gorga Ulu Singa biasanya ditempatkan di atas pintu masuk. Bentuknya menyerupai binatang atau manusia.
  4. Gorga Boraspati dan Adop Adop. Boraspati adalah binatang sejenis cicak atau kadal. Binatang ini sangat jarang terlihat. Orang batak mengartikan Boraspati sebagai symbol kedamaian dan ketentraman. Gorga ini sering juga dikombinasikan dengan ukiran tarus (payudara). Payudara bagi orang batak adalah symbol kesuburan dan juga pertanda bahwa penghuni ruma memiliki banyak keturunan. Bagi orang batak, banyaknya keturunan adalah pertanda memiliki wibawa.
  5. Gorga Desa Naualu, gorga ini mengambil bentuk delapan penjuru mata angin. Orang batak jaman dulu sudah mengenal mata angin. Mata angin sangat penting kaitannya
dengan aktivitas – aktivitas ritual atau upacara – upacara. Gorga ini memberikan arti bahwa mata angin sangat penting bagi orang batak.

a. Cat Gorga
Cat gorga terdapat tiga warna. Warna – warna cat ini dahulu dibuat secara alamiah.
1.      Cat Merah diambil dari batu hula, sejenis batu alam berwarna merah yang sangat sulit untuk didapatkan saat ini. Batu ini kemudian ditumbuk sampai halus seperti tepung lalu dicampur air.
2.      Cat Putih diambil dari tanah berwarna putih. Tanah halus dan lunak yang bagi orang batak sering disebut Tano Buro. Tano Buro ini digiling sampai halus serta dicampur dengan sedikit air.
3.      Cat Hitam dibuat dari sejenis tumbuh – tumbuhan yang ditumbuk sampai halus serta dicampur dengan abu periuk dan kuali. Kemudian digongseng sampai menghasilkan warna seperti cat tembok hitam saat ini.

2. MAKAM SIDAURUK HUTA BOLON DIMANINDO


Simanindo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota kecamatan ini berada di desa Ambarita.Di Simanindo ada sebuah pulau yang dijadikan objek wisata, yaitu Pulau Tao yang sudah terkenal sejak zaman Belanda
Desa Simanindo, Kecamatan Simanindo, Sangel Tapanuli Utara.Museum Huta Bolon Simanindo merupakan  warisan Raja Sidauruk. Sejak 1969 bangunan ini dijadikan museum terbuka. Museum ini terdiri atas sejumlah rumah adat dengan Huta Bolon Simanindo sebagai master piece-nya.
Koleksi dari Museum Huta Bolon ini berupa peninggalan leluhur orang Batak Toba dari Samosir yang antara lain terdiri atas parhalaan, pustaha laklak, tunggal panaluan, dan solu bolon.
Dilihat dari bentuknya, Gorga yang digunakan pada monumen ini yaitu :
  • Gorga ipon-ipon, Terdapat di bagian tepi gorga. Ipon – ipon dalam bahasa Indonesia artinya gigi-gigi. Manusia tanpa gigi sangatlah tidak menarik. Begitu pula gorga. Bentuk dari ipon-ipon ini beragam tergantung dari kemampuan pemahat atau pelukisnya. Biasanya memiliiki lebar antara 2 sampai 3 sentimeter di pinggir papan.
  • Gorga Simataniari, gorga ini mengambil bentuk matahari. Terdapat di sudut kiri dan kanan ruma. Dibuat sebagai symbol betapa pentingnya fungsi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
  • Gorga Desa Naualu, gorga ini mengambil bentuk delapan penjuru mata angin. Orang batak jaman dulu sudah mengenal mata angin. Mata angin sangat penting kaitannya dengan aktivitas – aktivitas ritual atau upacara – upacara. Gorga ini memberikan arti bahwa mata angin sangat penting bagi orang batak.
  • Gorga simarogung – ogung. Gorga ogung memiliki makna bahwa yang terdapat pada makam tersebut adalah keluarga terpandang.
  • Gorga Singa-singa. Ukiran gorga ini terdapat di setiap gorga. Tidak semua orang batak bisa membangun ruma yang memiliki gorga disebabkan factor – factor ekonomi dan social. Orang yang mampu mendirikan ruma dengan gorga adalah orang yang berwibawa. Itulah sebabnya gorga singa-singa selalu disertakan dalam setiap ukiran gorga.
  • Gorga Jorgom atau Gorga Ulu Singa biasanya ditempatkan di atas pintu masuk. Bentuknya menyerupai binatang atau manusia.
  • Gorga Boraspati dan Adop Adop. Boraspati adalah binatang sejenis cicak atau kadal. Binatang ini sangat jarang terlihat. Orang batak mengartikan Boraspati sebagai symbol kedamaian dan ketentraman. Gorga ini sering juga dikombinasikan dengan ukiran tarus (payudara). Payudara bagi orang batak adalah symbol kesuburan dan juga pertanda bahwa penghuni ruma memiliki banyak keturunan. Bagi orang batak, banyaknya keturunan adalah pertanda bahwa pemilik ruma memiliki wibawa.
  • Gorga Ulupaung terdapat di bagian puncak rumah Gorga Batak. Gorga ini berbentuk kepala yang menyerupai wajah manusia. Tanpa Ulupaung, ruma batak terasa kurang megah. Disamping itu Ulupaung biasanya dibekali dengan kekuatan magis yang dipercaya dapat melawan begu ladang (setan) yang datang dari luar kampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar